ASUHAN KEPERAWATAN
PASIEN DENGAN
ARITMIA VENTRIKEL
A.
Definisi
Aritmia ventrikel adalah suatu kelainan irama jantung yang terjadi
akibat dari
Gangguan pembentukan impuls di ventrikel sebagai akibat dari penguatan
automatisitas dibawah nodus atrioventrikular sehingga menyebabkan
perubahan
dalam kecepatan denyut ventrikel ( Buku ajar Kardiologi, FK UI,
hal 275 )
Aritmia atau
gangguan irama jantung merupakan jenis komplikasi yang paling sering
terjadi selama
infark miokardium, yang tim,bul sebagai akibat perubahan elektrofisiologi
sel-sel
miokardium.
Aritmia atau
istilah lainya disritmia dapat juga didefinisikan sebagai gambaran irama
jantung
yang tidak
memenuhi kriteria irama sinus ( sinus rhythm ), yaitu irama jantung normal,
yang impulsnya
berasal dari nodus SA, dan disalurkan melalui system hantaran yang utuh dan
normal.
Pada keadaan
patologis, pembentukan impuls bisa terganggu baik ditingkat nodus SA,
atrium, nodus
AV, supraventrikel maupun ventrikel.
Aritmia
ventrikel merupakan jenis aritmia yang disebabkan oleh gangguan pembentukan
impuls di ventrikel. Aritmia ventrikel
biasanya merupakan masalah yang lebih serius daripada aritmia atrium
karena dapat
secara langsung mempengaruhi curah jantung.
B.
Etiologi
Penyebab yang paling umum dari aritmia ventrikel adalah
penyakit miokard
( iskemia
dan infark ), yang disertai dengan perubahan keseimbangan elektrolit,
gangguan metabolisme, toksisitas obat dan vasospasme koroner. Karena impuls
berasal dari ventrikel, maka tidak
melalui sistem konduksi yang normal, melainkan
jaringan otot ventrikel, hal ini menimbulkan
gambaran kompleks
QRS yang
lebar ( lebih dari 0, 12 detik )
Peyebab
dasar suatu aritmia sering sulit dikenali, tetapi beberapa factor aritmogenik
berikut ini dapat menjadi perhatian
:
1. Hipoksia : miokardium yang kekurangan
oksigen menjadi iritabel
2.
Iskemia: infark miokardium dan
angina menjadi pencetus
3.
Stimulasi simpatis : menguatnya
tonus otot karena penyebab apapun ( hyper-
tiroid, gagal jantung kongestif, latihan fisik dll ) dapat
menimbulkan
aritmia
- Obat –obatan : efek pemberian obat-obatan digitalis atau bahkan obat-obat
anti aritmia sendiri
- Gangguan
elektrolit : ketidak seimbangan kalium, kalsium dan magnesium
- Bradikardi : frekuensi jantung yang sangat lambat dapat menjadi pre-
disposisi aritmia
- Regangan ( stretch ): hipertrofi ventrikel
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia
Ventrikel
Dua jenis komplikasi infark miokardium yang harus
ditanggulangi adalah:
- Ketidak
stabilan elektris atau aritmia
-
Disfungsi mekanik atau
kegagalan pompa jantung
¨ Klasifikasi:
Jenis – jenis aritmia ventrikel
adalah :
- Ventrikel ekstrasistol ( VES, PVB , PVC )
- Ventrikel takikardi VT )
- Ventrikel fibrilasi VF )
Ad 1. Ventrikel extrasistol ( VES,
PVB, PVC )
Aritmia
ventrikel yang terjadi sewaktu tempat ektopik di ventrikel
mengalami depolarisasi spontan dan menyebabkan
kontraksi ventrikel. Biasanya terjadi bila suatu bagian ventrikel mengalami
iritasi atau cedera akibat kekurangan oksigen. QRS tidak hanya lebar, tetapi
timbul premature dengan gelombang T yang berlawanan defleksinya dengan kompleks
QRS.
Ventrikel ekstra sistol dapat
mengakibatkan berkurangnya volume sekuncup, karena
ventrikel yang belum terisi penuh oleh darah saat sebelum kontraksi
akibat dari
VES yang biasanya timbul setiap saat dalam siklus jantung.
Bentuk Ves yang berbahaya adalah :
·
Ves lebih dari 6 kali permenit
·
VES “ bigemini “ yaitu satu
sinus satu VES secara bergantian
·
VES “ multifokal “ yaitu
memiliki dua atau lebih bentuk yang berbeda
·
VES “ konsekutif “ yaitu muncul
VES berurutan, dua atau lebih
·
VES “ R on T “ yaitu VES yang
jatuh pada gelombang T denyut se -
Belumnya
Asuhan Keperawatan
Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Ad 2. Ventrikel takikardi VT )
Ventrikel
takikardi adalah aritmia ventrikel yang terjadi sewaktu kecepatan denyut
ventrikel mencapai 100 sampai 200 kali permenit.
Volume sekuncup akan berkurang akibat
waktu pengisian yang sangat terbatas. VT yang berlangsung lama merupakan
keadaan gawat darurat yang
menjadi pertanda henti jantung.
Tiga atau lebih VES
yang berturut-turut dapat disebut Ventrikel
takikardia. Irama biasanya teratur , gelombang P
tidak ada dan gelombang QRS yang lebar. VT dapat terjadi sebagai irama yang
pendek dan tidak terus-
menerus atau lebih panjang dan terus-
menerus.
Ad 3. Ventrikel Fibrilasi ( VF )
Ventrikel
fibrilasi merupakan aritmia ventrikel yang sangat ekstrim,
paling
sering mendahului kematian mendadak pada orang dewasa. VF terjadi
bila
ventrikel mengalami depolarisasi secara kacau dan cepat , sehingga ventrikel
tidak berkontraksi sebagai satu unit tetapi bergetar secara inefektif.
Mekanisme yang terjadi pada VF adalah jantung tidak dapat menghasilkan curah
jantung , tekanan darah tidak terukur dan cardiac arrest.
Memiliki
irama tidak teratur dengan frekwensi
yang tidak dapat dihitung, gelombang P tidak ada dan kompleks QRS lebar
seta tidak teratur. Tidak ada jarak kompleks yang terlihat, hanya ada oksilasi
tidak teratur dari garis dasar.
Terdapat
jenis VF kasar ( coarse VF ) dan VF halus ( fine VF ).
¨ Mengenal tanda-tanda aritmia Ventrikel
Ada beberapa cara yang dapat digunakan
untuk mengenal tanda-tanda aritmia,
sehingga kita
tahu kapan kita harus mewaspadai seseorang yang dapat atau sedang men-
derita
aritmia ?
Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
A.
Gambaran klinis
Pasien dengan aritmia, gejala awal yang
sering ditemukan adalah:
· Palpitasi, yaitu orang tersebut
merasakan denyut jantungnya sendiri bertambah cepat atau melambat
· Tanda-tanda penurunan curah jantung,
seperti:
-
pasien mengeluh pusing yang
disertai sinkop ( pingsan )
-
pulsasi lemah, hemodinamik
menurun, akral dingin
· Pasien kejang dan kesadaran menurun
B.
Gambaran Elektrokardiogram
Ventrikel Ekstrasistol
Karena denyut berasal dari
ventrikel, maka tidak melalui sistim konduksi yang normal. QRS tidak hanya premature, tetapi melebar dengan gelombang T yang
berlawanan defleksinya dengan kompleks QRS. VES digambarkan melalui pola dan
frekwensinya, timbulnya bisa jarang, kadang-kadang atau sering.
¨ Test diagnostik aritmia
Test yang dilakukan untuk mendeteksi aritmia
adalah:
1.
Elektrokardiogram ( EKG )
a). Resting EKG : rekaman EKG yang dibuat
pada saat pasien berbaring atau
istirahat
b). Exercise EKG ( stress test ) :
menggunakan tread mill test atau ergocycle
sementara irama jantung tetap dimonitor
c). Holter monitoring : monitor irama
jantung yang dilakukan selama 24 jam
dengan memasang electrode di tubuh ( dada ) pasien, sementara pasien
tetap melakukan aktifitas harian.
d). Transtelephonic monitoring : pasien
menggunakan tape recorder untuk
merekam irama jantung dalam beberapa
hari/minggu, jika pasien
merasakan tanda- tanda aritmia, maka ia
menghubungi stasiun
monitoring.
Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
2.
Pemeriksaan laboratorium:
a). Elektrolit : peningkatan atau penurunan
kalium, kalsium dan magnesium
dapat menyebabkan aritmia.
b). Toksisitas obat : kelebihan dosis obat-obat
seperti digitalis, quinidin
dapat menyebabkan aritmia
c). Hormon tyroid : peningkatan atau
penurunan kadar tyroid serum dapat
menyebabkan aritmia
d). Laju sedimentasi: peningkatannya dapat
menunjukkan proses inflamasi
akut : endokarditis yang dapat mencetuskan
aritmia
e). Analisa gas darah : hypoksemia dapat
menyebabkan aritmia
3.
Pemeriksaan foto : foto thorax
dapat menunjukkan pembesaran jantung se-
hubungan dengan disfungsi ventrikel / katup
4.
Stress test : dapat dilakukan
untuk mendemonstrasikan latihan yang dapat
menyebabkan aritmia
5.
Elektrophysiologic study ( EPS
)
Untuk mengetahui
jenis, tipe, tempat aritmia dan respon terhadap
pengobatan dengan menggunakan catheterisasi
jantung.
¨ Penatalaksanaan
A.
Penatalaksanaan medis pada
aritmia ventrikel dapat dilakukan dengan dua cara yaitu :
1.
Obat-obatan anti aritmia
Penggunaan obat-obatan anti aritmia harus berhati-hati,
karena efek obat tersebut juga bisa menyebabkan aritmia atau memperburuk
aritmia. Obat anti aritmia
diberikan pada kondisi pasien dengan hemodinamik yang stabil.
Jenis obat-obatan yang digunakan sebagai anti aritmia
ventrikel adalah:
a). Amiodaron
Pada VT atau VF tanpa nadi diberikan 300
mg iv bolus diencerkan
20-30 cc, dapat diulang dengan dosis 150
mg selang waktu 3-5
menit sampai dosis maksimal 2,2 gram dalam 24 jam. Dapat
diberikan secara drip dengan dosis 0,5 mg/
menit
Asuhan Keperawatan
Pasien Dengan Aritmia Vebtrikel
b). Lidokain
Pada cardiac arrest dosis 1,0 – 1,5 mg/kg
BB iv bolus dan dapat
diulang dengan dosis 0,5 – 0, 75 mg/kg BB. Dapat diberikan
perdrip dengan dosis 1-4 mg / menit.
c). Magnesium sulfat
Pada ventrikel fibrilasi diberikan dengan
dosis 1-2 gr diencerkan
dalam 10 cc iv bolus dan diberikan cepat dengan memperhatikan
efek hipotensi dan asistol.
2.
Terapi dengan listrik,
meliputi:
a).Defibrilasi
- Pengobatan dengan
menggunakan aliran listrik dalam waktu yang
singkat secara unsinkron
- Indikasi : Ventrikel
fibrilasi dan ventrikel takikardi tanpa nadi
- Energi pertama adalah 200 joule, kedua
200-300 joule, ketiga 360
joule
- Jenis alat : selain
defibrillator yang biasa digunakan di rumah sakit, ada jenis lain dari alat ini
yaitu:
• Automatic External defibrillator ( AED )
Yaitu defibrillator
otomatis yang dapat dipakai oleh orang awam,
Tanpa harus mengenali gambaran EKG,
karena defibrillator
tersebut akan secara
otomatis menganalisa dan menginstrusikan
perlu tidaknya dilakukan
defibrilasi.
•AICD ( automatic
implantable cardioverter defibrillators )
yaitu alat defibrilasi
yang ditanam dibawah kulit pasien, dan jika
VT atau VF terdeteksi maka
AICD mengeluarkan 0,05 sampai 34
Joule listrik dan dapat
berulang sampai 4 kali jika aritmia menetap.
Menurut penelitian Robert
Sheldon, seorang doctor dari Universitas
di Kanada, AICD lebih baik
dibanding pengobatan untuk pasien
lansia, terbukti dapat
menurunkan angka kematian 30 % pada pen-
derita VF/VT.
Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
b). Cardioversi
• Pengobatan yang menggunakan aliran
listrik dalam waktu
singkat secara
sinkron
• Indikasi pada aritmia
ventrikel : Ventrikel takikardi dengan
nadi ( + ) dan
hemodinamik tidak stabil
• Energi pertama
adalah 100 joule, kedua 200 joule, ketiga 300
joule dan keempat 360
joule.
3.
PTCA ( Percutaneous Transluminal Coronary
Angioplasty )
• Bertujuan
membuka pembuluh darah koroner yang me-
nyempit
dengan cara dilatasi dengan kateter balon
sehingga aliran darah pulih
kembali.
• Indikasi: ventrikel
takikardi dan ventrikel fibrilasi ber-
ulang yang berhubungan
dengan iskemik miokard, syok
kardiogenik
Adapun penatalaksanaan
menurut jenis aritmia adalah :
a). Ventrikel Ekstra
sistol ( VES )
1. Mengatasi penyebab aritmianya, misalnya karena gangguan elektrolit ,
maka elektrolit dikoreksi terlebih dahulu.
2. Jika VES jarang sekali biasanya, biasanya tidak memerlukan agen
anti aritmia.
3. Jika VES sering atau > 6 x/ mnt, berurutan atau multiform diatasi
dengan agen anti
aritmia seperti amniodaron atau lidokain
b). Ventrikel takikardia ( VT )
1. Jika pasien secara hemodinamik stabil, maka diatasi dengan agen
antiaritmia
2. Jika pasien menjadi tidak stabil, tetapi nadi (+ ) , maka
dilakukancardioversi ( sinkronisasi ) dengan energi mulai dari 100 joule
3. Jika nadi tidak teraba, maka dilakukan defibrilasi dengan energi
mulai dari 200 joule.
Asuhan Keperawatan Pasien
Dengan Aritmia Ventrikel
c). Ventrikel fibrilasi
1.
Pada keadaan emergency dimana
alat defibrilasi tidak siap, maka dapat
dilakukan prekordial thump ( pukulan )
2.
Jika alat defibrilasi sudah
siap, segera lakukan defibrilasi dengan energi awal 200 joule, lalu 300 joule dan
360 joule
3.
Jika tidak terjadi perubahan,
dapat dilakukan kompresi eks-
ternal sambil menunggu alat
siap
4.
Jika aritmia terjadi secara
kontinue, maka untuk jangka panjang dapat digunakan AICD.
B.
Penatalaksanaan perawatan
secara umum bertujuan untuk :
1.
Mencegah atau mengobati aritmia
yang mengancam jiwa
2.
Mencegah komplikasi lebih
lanjut yang terjadi akibat aritmia dan
penatalaksanaannya.
3.
Mendukung pasien atau keluarga
dalam menerima kecemasan atau takut terhadap resiko situasi yang mengancam
hidup.
4.
Membantu mengidentifikasi
penyebab atau factor pencetus
5.
Mengkaji informasi sehubungan
dengan kondisi/ prognosis / program
pengobatan.
C. Patofisiologi
Seperti yang sudah
disebutkan diatas, aritmia ventrikel umumnya
disebabkan oleh iskemia atau
infark myokard.Lokasi terjadinya infark
turut mempengaruhi proses
terjadinya aritmia. Sebagai contoh, jika
terjadi infark di anterior, maka
stenosis biasanya barada di right coronary
artery yang juga berperan dalam
memperdarahi SA node sehingga
impuls alami jantung mengalami gangguan.
Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Akibat dari kematian sel otot jantung ini,
dapat menimbulkan
gangguan pada depolarisasi dan repolarisasi jantung, sehingga mempe-
ngaruhi irama jantung. Dengan dilepaskannya berbagai enzim intrasel
dan ion kalium serta penimbunan
asam laktat , maka jalur-jalur hantaran
listrik jantung terganggu. Hal
ini dapat menyebabkan hambatan
depolarisasi atrium atau
ventrikel serta timbulnya aritmia.
Penurunan kontraktilitas
myokard akibat kematian sel juga dapat men-
stimulus pangaktifan katekolamin
yang meningkatkan rangsang system
saraf simpatis, akibatnya akan
terjadi peningkatan frekuensi jantung,
peningkatan kebutuhan oksigen dan
vasokonstriksi.
Selain itu iritabilitas
myokard ventrikel juga menjadi penyebab
munculnya aritmia ventrikel, baik
VES< VT maupun VF.
Asuhan Keperawatan
Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
WEB OF CAUTION
Iskemia / Infark myokard









Pelepasan berbagai
enzim intrasel , ion
kalium Gangguan pada depolarisasi dan
repolarisasi Penurunan kontrak-



Gangguan pada
jalur- jalur Aritmia
hantaran listrik jantung


Hambatan
depolarisasi atrium/

Peningkatan
rangsang
system
saraf simpatis

Peningkatan frekuensi
jantung
![]() |
Peningkatan kebutuhan
oksigen asotriksi

Irritabilitas
myokard infark
![]() |
Aritmia ventrikel ( VES , VT
dan VF )
Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
D. Pengkajian
Pengkajian
didasarkan pada data:
a).
Aktifitas / istirahat : kelemahan, kelelahan, perubahan frekuensi
jantung/ BP dengan aktifitas
atau olah raga
b).
Sirkulasi: perubahan BP, nadi tidak teratur, bunyi jantung tidak
teratur, kulit lembab, pucat, sianosis, diaphoresis, edema, produk-
si urine kurang
c) Elektrokardiografi : gelombang P
tidak ada, kompleks QRS lebar
d). Psikologis : perasaan cemas,
takut, palpitasi
e) Makanan / cairan : anoreksia,
untolerate, nousea,vomit, perubahan
berat badan
f) Neurosensori : pusing, sakit
kepala, disorientasi, bingung, perubahan
perilaku, perubahan pupil
g). Nyeri / kenyamanan :nyeri dada
ringan sampai berat, gelisah
h). Respirasi : nafas pendek, bunyi
nafas, hemoptisis
i). Faktor resiko : riwayat penyakit
sebelumnya, riwayat keluarga, intok-
sikasi digitalis, gangguan elektrolit
j). Komplikasi yang dapat timbul :
Heart failure, dari VES atau VT men-
jadi VF.
Tanda dan gejala
yang dapat dikaji berdasarkan jenis aritmia ventrikel adalah:
1.
Ventrikel ekstra sistol:
Palpitasi, nyeri dada, pusing, lemah, penurunan kesadaran
yang reversible, irama tidak teratur, rate atrial normal, ventrikel
cepat, PR interval tidak dapat diukur, QRS kompleks pada VES lebar
lebih dari 0,12 second
Asuhan Keperawatan
Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
2.
Ventrikel takikardi
Ansietas, palpitasi, pusing, lemah, sianosis, syncope, perubahan
tingkat kesadaran, frekuensi 100-200 x/ menit, gelombang P tidak
ada, PR interval tidak dapat dihitung, QRS kompleks lebar dan lebih
dari 0,12 second
3.
Ventrikel fibrilasi
Ansietas, palpitasi, pusing, sianosis, nafas pendek, perubahan
tingkat kesadaran, pulsasi tidak ada, irama ireguler, frekuensi
lebih dari 350 x/ menit sehingga tidak dapat dihitung, QRS
kompleks lebar.
F. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa perawatan :
- Aktual / Risti penurunan curah jantung berhubungan dengan gangguan konduksi elektrikal dan penurunan kontraktilitas myokard, ditandai dengan :
DS: - Pasien mengatakan lemah, lelah
-
Pasien mengatakan pusing, sakit
kepala
DO : Nadi tidak teraba/ lemah, kulit pucat , sianosis,
edema, produksi
Urine
< ½ -1 cc / kg/BB/ jam, syncope, gambaran EKG aritmia
Tujuan: Curah jantung adekuat
Kriteria hasil :
-
Hemodinamik stabil dan normal
-
Urine output ½- 1cc/ kg/BB/ jam
-
Pulsasi perifer kuat / besar
-
Aritmia teratasi
Asuhan Keperawatan
Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Intervensi Rasionalisasi
-
Palpasi nadi radial, femoralis,
carotis dan -
Mengetahui kelainan pulsasi dan
kaji kelainan
yang timbul kelainan
irama yang timbul
- Auskultasi bunyi jantung,
kaji irama jantung
- Mengetahui kelainan bunyi jantung
- Ukur
tanda-tanda vital : TD, Nd, RR tiap jam - Dapat memonitor setiap perubahan
hemodinamik secara cepat
-
Tentukan adanya gangguan irama
jantung dan -
Mengetahui jenis aritmia ventrikel
jenisnya ( ventrikuler
disritmia, total AV blok ) yang terjadi untuk menentukan pengobatan/
tindakan yang tepat
- Kaji dan dokumentasikan kelelahan intoleran
aktifitas, - Mengetahui
timbulnya tanda-tanda
dyspnea, nyeri dada, palpitasi, sakit kepala, mual penurunan cardiac output
- Siapkan /lakukan resusitasi jantung paru sesuai
indikasi - Jika terjadi VF atau
VT tanpa nadi
-
Siapkan dan bantu tindakan
defibrilasi/ pemasangan -
Untuk mencegah henti jantung dan membantu
pace maker
sesuai indikasi. pompa dan membantu pompa jantung
-
Beri oksigen sesuai kebutuhan
dan kolaborasi -
Untuk memenuhi kebutuhan oksigen
-
Kolaborasi pemasangan IV line -
Untuk memberikan obat-obatan yang di-
perlukan secara
cepat
- Kolaborasi
pantau pemeriksaan laboratorium ( elektrolit ) -
Untuk mengetahui kemungkinan gangguan
elektrolit sebagai penyebab aritmia
Asuhan Keperawatan
Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
-
Kolaborasi untuk pemberian obat antidisritmia - Untuk menghentikan
aritmia
- Kolaborasi
untuk prosedur diagnostic invasive / - Untuk memperbaiki aliran darah
koroner
bedah sesuai indikasi
- Aktual / Risti gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan tidak efektifnya
daya pompa jantung ditandai dengan :
DS: - Pasien mengatakan pusing, lemah
-
Pasien mengatakan nyeri dada
DO : - Daerah perifer dingin, sianosis, pucat, EKG disritmia,
tekanan darah
menurun, HR meningkat
> 100 x/ menit, RR > 28 X/ menit, perubahan
tingkat kesadaran,
gangguan orientasi, kapilary refill > 3 detik
Tujuan : Perfusi adekuat, ditandai
dengan :
Kriteria hasil :
-
Akral hangat, capillary refill
< 3 detik
-
Kulit kering/ tidak lembab
-
Kesadaran atau orientasi pasien
baik
-
Tidak ada nyeri dada
-
Tidak terjadi disritmia
-
TTV dalam batas normal.
Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
Intervensi Rasionalisasi
-
Monitor perubahan EKG -
Mengetahui perubahan irama jantung secara continue
-
Monitor tanda-tanda vital,
timbulnya distress pada -
Untuk memonitor gangguan hemodinamik
pernafasan tiap jam dan pernafasan secara cepat
-
Kaji bunyi jantung terhadap S3
dan S4 dan -
Untuk mengetahui timbulnya bunyi
hilangnya S1 dan S2 jantung yang abnormal
- Kaji akral pasien
dan periksa capillary refill -
Untuk mengkaji gangguan perfusi perifer
-
Monitor intake dan output
cairan tiap shift -
Untuk mengetahui keseimbangan cairan
dan
memonitor kelebihan cairan
-
Kaji adanya nyeri dada -
Untuk mengetahui adanya gangguan
perfusi ke koroner / jantung
-
Kaji tingkat kesadaran dan
orientasi -
Untuk mengetahui adanya gangguan
( waktu, tempat dan orang ) perfusi ke otak
- Pertahankan pemberian infus untuk emergency - Untuk memberikan obat-obatan dan
cairan secara cepat dan tepat
- Berikan posisi semifowler -
Untuk mengurangi penekanan diafragma
dan melancarkan jalan nafas
- Batasi pengunjung -
Mengurangi beban kerja jantung
- Bila BAB berikan bed
side commode -
Mengurangi beban kerja jantung
- Kolaborasi pemberian obat
anti disritmia, -
Untuk menghentikan aritmia dan mengatur
pace maker dan pemberian
diet kebutuhan kalori pasien
3.
Aktual Risti anxietas
berhubungan dengan takut terhadap ancaman kematian, lingkungan perawatan dan pengobatan kritis
ditandai dengan :
DS: - Pasien mengatakan takut mati
-
Pasien menanyakan apakah masih bisa sembuh
DO: Ekspresi wajah tegang,
gelisah, berkeringat dingin, pasien menangis, pasien
tidak kooperatif dalam pengobatan, tekanan darah dan HR meningkat.
Asuhan
Keperawatan Pasien dengan Aritmia Ventrikel
Tujuan : Rasa cemas dapat diatasi/ berkurang
dengan menggunakan mekanisme
koping yang positif, ditandai
dengan :
Kriteria hasil :
-
Pasien dapat menyatakan
kecemasan yang dirasakannya
-
Pasien dapat beristirahat
dengan tenang
-
Ekspresi wajah rileks/ ceria
-
TD/HR normal
-
Pasien berpartisipasi dalam
perencanaan pengobatan
- Pasien mengerti tentang penyakit dan pengobatannya
-
Intervensi
Rasionalisasi
-
Kaji rasa takut klien -
Untuk mengetahui penyebab kecemasan/
ketakutan
-
Kaji koping pasien dalam
mengidentifikasikan - Untuk
mengetahui apakah pasien meng-
dan mengatasi masalah gunakan koping positif dalam mengatasi
masalah
-
Bantu pasien dalam
mengungkapkan ke-
- Untuk mengurangi tingkat kecemasan pasien cemasan
-
Berikan dorongan terhadap
tahap-tahap proses - Untuk
membantu pasien melalui tahap-tahap
kehilangan yang timbul kehilangan dengan baik
-
Berikan privacy dan lingkungan
yang nyaman - Untuk
mengurangi tingkat kecemasan pasien
-
Observasi bahasa non verbal
dari - Untuk bisa
memahami kecemasan yang tidak
gejala-gejala kecemasan diungkapkan secara verbal
-
Hindari konfrontasi dengan
pasien -
Untuk mencegah meningkatnya kecemasan
-
Berikan informasi tentang
procedure tindakan, - Untuk
mengetahui kecemasan pasien dengan
pengobatan dan lain- lain yang mencemaskan
pasien mengetahui prosedur pengobatan
dll
-
Berikan intervensi komunikasi
terapeutik -
Komunikasi terapeutik akan mem-
bantu pasien mengungkapkan kecemasan
sehingga mengurangi rasa takutnya
Asuhan
Keperawatan Pasien Dengan Aritmia Ventrikel
-
Hargai setiap pendapat dan
keputusan pasien - Untuk
meningkatkan harga diri dan rasa
percaya diri pasien
-
Libatkan keluarga dalam
memberikan dorongan - Untuk
memberikan dorongan psikologis
kepada pasien yang akan mengurangi kecemasan pasien
DAFTAR PUSTAKA :
1.
Wood, SL Froelicher, ES ( 2000
). Cardiac Nursing, Philadelphia :
Lippincott and Wilkins
2.
Tucker, RN, BSN< PHN, Susan
Martin, ( 1988 ), Patient care standards, The CV Mosby Company, ST . Louis , Washington DC, Toronto .
3.
Cummins , MD , MPH, MSC, Richard, ( 1999 ). Advance Cardiac
life support American heart association
4.
Doengoes, Marrilyn E, ( 2000 ),
Nursing Care Plans : guidelines for
Planning and documenting patient care, EGC , Jakarta
5.
Hudak, RN, PHD, Carolyn M,
Gallo, RN< MS< Barbara M 1987 )
Critical care nursing : aholistic approach, EGC, Jakarta
6.
Donna D Ignatavicius, MS, RN, (
1991 ), Medical Surgical Nursing:
A nursing process approach, Philadelpia : WB Saunders Company
7.
Thaler, Malcom S, The only ECG
book you’ll ever need ( 1995 ),
JB. Lippincott company : Philadelphia ,
USA
8. Rilantono, Lili Ismudiati, dkk ( 2001 ),
Buku ajar Kardiologi, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
0 komentar:
Posting Komentar