TETRALOGY FALLOT
A.
Definisi
·
Tetralogi Fallot adalah penyakit
jantung bawaan tipe sianotik. Kelainan yang terjadi adalah kelainan pertumbuhan
dimana terjadi defek atau lubang dari bagian infundibulum septum
intraventrikular (sekat antara rongga ventrikel) dengan syarat defek tersebut
paling sedikit sama besar dengan lubang aorta.
·
Tetralogi Fallot adalah kelainan
jantung sianotik paling banyak yang tejadi pada 5 dari 10.000 kelahiran hidup.
TF umumnya berkaitan dengan kelainan jantung lainnya seperti defek septum
atrial.
·
Tetralogi Fallot adalah
jenis cacat jantung hadir saat lahir (bawaan) yang terdiri dari empat kelainan
yang berbeda. Ini biasanya menghasilkan darah kurang oksigen yang dipompa ke
tubuh menyebabkan sianosis (kebiruan dari perubahan warna kulit).
Bentuk klasik dari
Tetralogi meliputi 4 cacat dalam struktur jantung.
1. Defek Septum Ventrikel (VSD) yaitu lubang pada sekat antara kedua
rongga ventrikel
2.
Stenosis
pulmonal terjadi karena penyempitan klep pembuluh darah yang keluar dari bilik
kanan menuju paru, bagian otot dibawah klep juga menebal dan menimbulkan
penyempitan
3.
Aorta
overriding dimana pembuluh darah utama yang keluar dari ventrikel kiri
mengangkang sekat bilik, sehingga seolah-olah sebagian aorta keluar dari bilik
kanan
4.
Hipertrofi
ventrikel kanan atau penebalan otot di ventrikel kanan karena peningkatan
tekanan di ventrikel kanan akibat dari stenosis pulmonal
B.
Manifestasi
- Sesak
saat beraktivitas
- Berat
badan bayi tidak bertambah
- Pertumbuhan
berlangsung lambat
- Jari
tangan clubbing (seperti tabuh genderang)
- Kebiruan
·
Bayi mengalami kesulitan untuk
menyusu
·
Berat badan bayi tidak bertambah
·
Pertumbuhan anak berlangsung lambat
·
Perkembangan anak yang buruk
·
Sianosis
·
Jari tangan clubbing (seperti
tabuh genderang karena kulit atau tulang di sekitar kuku
·
Jari tangan membesar)
·
Sesak nafas jika melakukan aktivitas
·
Setelah melakukan aktivitas, anak
selalu jongkok.
Serangan sianosis biasanya terjadi ketika anak
melakukan aktivitas (misalnya menangis atau mengedan), dimana tiba-tiba sianosis
memburuk sehingga anak menjadi sangat biru, mengalami sesak nafas dan bisa
pingsan.
Kebiruan akan muncul saat anak beraktivitas,
makan/menyusu, atau menangis dimana vasodilatasi sistemik (pelebaran pembuluh
darah di seluruh tubuh) muncul dan menyebabkan peningkatan shunt dari kanan ke
kiri (right to left shunt). Darah yang miskin oksigen akan bercampur
dengan darah yang kaya oksigen dimana percampuran darah tersebut dialirkan ke
seluruh tubuh. Akibatnya jaringan akan kekurangan oksigen dan menimbulkan
gejala kebiruan.
Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.
Anak akan mencoba mengurangi keluhan yang mereka alami dengan berjongkok yang justru dapat meningkatkan resistensi pembuluh darah sistemik karena arteri femoralis yang terlipat. Hal ini akan meningkatkan right to left shunt dan membawa lebih banyak darah dari ventrikel kanan ke dalam paru-paru. Semakin berat stenosis pulmonal yang terjadi maka akan semakin berat gejala yang terjadi.
C. Etiologi
Kebanyakan penyebab dari kelainan
jantung bawaan tidak diketahui. Biasanya melibatkan berbagai faktor.
Faktor
Resiko untuk Tetralogi Fallot
Etiologi (asal) dari cacat jantung bawaan tidak dimengerti tetapi ada beberapa faktor yang diketahui terkait:
Etiologi (asal) dari cacat jantung bawaan tidak dimengerti tetapi ada beberapa faktor yang diketahui terkait:
(1)
penyalahgunaan obat ibu, penyalahgunaan alkohol dan paparan radiasi
(2)
infeksi ibu selama kehamilan (terutama rubella.)
(3)
Genetika. kelainan
(4) kelainan kromosom (cacat septum yang
umum dengan trisomi 21 -. sindrom Down).
Faktor prenatal yang berhubungan dengan resiko terjadinya tetralogi Fallot adalah:
- Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi virus lainnya
- Gizi yang buruk selama hamil
- Ibu yang alkoholik
- Usia ibu diatas 40 tahun
- Ibu menderita diabetes.
Faktor prenatal yang berhubungan dengan resiko terjadinya tetralogi Fallot adalah:
- Selama hamil, ibu menderita rubella (campak Jerman) atau infeksi virus lainnya
- Gizi yang buruk selama hamil
- Ibu yang alkoholik
- Usia ibu diatas 40 tahun
- Ibu menderita diabetes.
Tetralogi Fallot lebih sering
ditemukan pada anak-anak yang menderita sindroma Down.
Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak nafas.
Tetralogi Fallot dimasukkan ke dalam kelainan jantung sianotik karena terjadi pemompaan darah yang sedikit mengandung oksigen ke seluruh tubuh, sehingga terjadi sianosis (kulit berwarna ungu kebiruan) dan sesak nafas.
Mungkin gejala sianotik baru timbul
di kemudian hari, dimana bayi mengalami serangan sianotik karena menyusu atau
menangis.
Tetralogi Fallot terjadi pada
sekitar 50 dari 100.000 bayi dan merupakan kelainan jantung bawaan nomor 2 yang
paling sering terjadi.
D.
Penatalasanaan
Tetralogi
fallot hanya bisa disembuhkan melalui operasi. Operasi direkomendasikan pada usia
1 tahun keatas guna mencegah komplikasi kembali saat dewasa nantinya. TF dengan
absent pulmonary valve atau tanpa adanya katup harus segera diatasi
dengan operasi. Apabila tidak dilakukan maka penekanan di jalan napas akan
menimbulkan penyempitan jalan napas yang permanen. Kebanyakan pasien dengan
operasi yang sukses tidak mengalami keluhan kembali sampai dewasa. Namun
bagaimanapun juga antibiotik profilaksis diperlukan untuk mencegah
endokarditis.
Obat
/ Produk Digunakan dalam Pengobatan Penyakit ini:
Anselol (atenolol)
Barbloc (pindolol)
Betaloc (Metoprolol tartrat)
Corbeton (Oxprenolol hidroklorida)
Deralin (hidroklorida Propranolol)
Anselol (atenolol)
Barbloc (pindolol)
Betaloc (Metoprolol tartrat)
Corbeton (Oxprenolol hidroklorida)
Deralin (hidroklorida Propranolol)
Pada
pemeriksaan dengan stetoskop biasanya akan terdengar murmur(bunyi
jantung yang abnormal).
Pemeriksaan yang biasa dilakukan:
- EKG
- Pemeriksaan darah lengkap menunjukkan adanya peningkatan jumlah sel darah merah dan hematokrit
- Rontgen dada menunjukkan ukuran hati yang kecil
- Kateterisasi jantung
- Ekokardiogram.
Pada
serangan sianosis, diberikan oksigen dan morfin. Untuk mencegah serangan
lainnya, untuk sementara waktu bisa diberikan propanolol.
Pembedahan untuk memperbaiki kelainan jantung ini biasanya dilakukan ketika anak berumur 3-5 tahun (usia pra-sekolah).
Pada kelainan yang lebih berat, pembedahan bisa dilakukan lebih awal.
Pembedahan untuk memperbaiki kelainan jantung ini biasanya dilakukan ketika anak berumur 3-5 tahun (usia pra-sekolah).
Pada kelainan yang lebih berat, pembedahan bisa dilakukan lebih awal.
Pembedahan
yang dilakukan terdiri dari 2 tahap:
- Pembedahan
sementara
Pembuatan shunt bisa terlebih dahulu dilakukan pada bayi yang kecil dan sangat biru, agar aliran darah ke paru-paru cukup. Shunt dibuat diantara aorta dan arteri pulmonalis.
Setelah bayi tumbuh cukup besar, dilakukan pembedahan perbaikan untuk menutup kembali shunt tersebut.
- Pembedahan
perbaikan terdiri dari:
- Penutupan vsd
- Pembukaan jalur aliran ventrikel kanan dengan cara membuang sebagian otot yang
berada di
bawah katup pulmonalis
- Perbaikan atau pengangkatan katup pulmonalis
- Pelebaran arteri pulmonalis perifer yang menuju ke paru-paru kiri dan kanan.
Kadang diantara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dipasang sebuah selang (perbaikan Rastelli).
- Perbaikan atau pengangkatan katup pulmonalis
- Pelebaran arteri pulmonalis perifer yang menuju ke paru-paru kiri dan kanan.
Kadang diantara ventrikel kanan dan arteri pulmonalis dipasang sebuah selang (perbaikan Rastelli).
Jika tidak dilakukan pembedahan,
penderita biasanya akan meninggal pada usia 20 tahun.
Orang tua
dari anak-anak yang menderita kelainan jantung bawaan bisa diajari tentang
cara-cara menghadapi gejala yang timbul:
Menyusui atau menyuapi anak secara perlahan
Memberikan porsi makan yang lebih kecil
tetapi lebih sering
Mengurangi kecemasan anak dengan tetap
bersikap tenang
Menghentikan tangis anak dengan cara memenuhi
kebutuhannya
Membaringkan anak dalam posisi miring dan
kaki ditekuk ke dada selama serangan sianosis.
Pemeriksaan laboratorium rutin penting pada setiap penyakit
jantung bawaan sianotik untuk menilai perkembangan penyakit. Hemoglobin dan
hematokrit merupakan indikator yang cukup baik untuk derajat hipoksemia.
Peningkatan hemoglobin dan hematokrit ini merupakan mekanisme kompensasi akibat
saturasi oksigen yang rendah. Pada umumnya hemoglobin dipertahankan antara
16-18 g/dl, sedangkan hematokrit 50-65%. Bila kadar hemoglobin dan hematokrit
melampaui batas tersebut timbul bahaya terjadinya kelainan trombo emboli,
sebaliknya bila kurang dari batas bawah tersebut berarti terjadi anemia relatif
yang harus diobati
1.
Gambaran
radiologis
Cardio thoracic ratio pasien
tetralogi fallot biasanya normal atau sedikit membesar. Akibat terjadinya
pembesaran ventrikel kanan dengan konus pulmonalis yang hilang, maka tampak
apeks jantung terangkat sehingga tampak seperti sepatu kayu (coer en sabot).
Pada 25% kasus arkus aorta terletak di kanan yang seharusnya di kiri, dapat
berakibat terjadinya suatu tarik bayangan trakeobronkial berisi udara di
sebelah kiri, yang terdapat pada pandangan antero-posterior atau dapat
dipastikan oleh pergeseran esofagusyang berisi barium ke kiri Corakan vascular
paru berkurang dan lapangan paru relatif bersih, mungkin disebabkan oleh aliran
darah paru paru yang berkurang dan merupakan suatu tanda diagnostik yang
penting. Bila terdapat kolateral yang banyak mungkin corakan vascular paru
tampak normal, atau bahkan bertambah. Pada proyeksi lateral, ruangan depan yang
bersih atau kosong dapat atau tidak dipenuhi oleh ventrikel kanan yang
hipertrofi.
2.
Elektrokardiogram
Pada EKG sumbu QRS hampir
selalu berdeviasi ke kanan. Tampak pula hipertrofi ventrikel kanan. Pada anak
besar sering dijumpai P pulmonal.
3.
Ekokardiogram
Ekokardiografi dapat
memperlihatkan setiap kelainan pada tetralogi fallot. Pelebaran dan posisi
aorta berupa diskontinuitas septum ventrikel dan dinding depan aorta serta
pelebaran ventrikel kanan mudah dilihat. Kelainan katup pulmonal seringkali
sulit dinilai, demikian pula penentuan perbedaan tekanan antara ventrikel kanan
dan a.pulmonalis tidak selalu mudah dilakukan.
4.
Kateterisasi
jantung
Kateterisasi jantung dan angiokardiografi merupakan metode
pemeriksaan utama untuk menerangkan abnormalitas anatomis tersebut dan untuk
menyingkirkan cacat lainnya, yang menyerupai gambaran suatu tetralogi falot,
terutama ventrikel kanan dengan saluran keluar ganda disertai stenosis pulmonal
serta tranposisi arteri dengan stenosis pulmonal. Kateterisasi jantung akan
mengungkapkan hipertensi sistolik dalam ventrikel kanan yang sama besarnya
dengan tekanan darah sistemik disertai penurunan tekanan yang mencolok ketika
kateter tersebut memasuki ruangan infundibulum atau arteri pulmonalis. Tekanan
darah rata rata dalam arteri pulmonal biasanya sebesar 5-10 mmHg, tekanan darah
di dalam atrium biasanya normal. Aorta mungkin dengan mudah dapat dimasuki dari
bilik kanan melalui cacar septum ventrikel tersebut. Tingkat kejenuhan oksigen
arteri tergantung atas pintasan dari kanan ke kiri; pada waktu istirahat
besarnya 75-85%. Contoh contoh darah dari kedua pembuluh vena kava, atrium
kanan, ventrikel kanan dan arteri pulmonalis seringkali mengandung kadar
oksigen yang sama, sehingga memberikan indikasi mengenai tidak adanya pintasan
dari kiri ke kanan dapat diperlihatkan pada tingkat ventrikel. Angiografi dan
atau kurva pengenceran indikator dapat melokalisasikan tempat pintasan dari
kanan ke kiri atau yang berarah ganda pada tingkat ventrikel tersebut.
E. Asuhan Keperawatan
Pengkajian Keperawatan
A. Riwayat Keperawatan
1. Riwayat terjadinya infeksi pada
ibu selama trimester pertama. Agenpenyebab lain adalah rubella, influenza atau
chicken pox.
2. Riwayat prenatal seperti ibu
yang menderita diabetes mellitus denganketergantungan pada insulin.
3. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga giziibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
3. Kepatuhan ibu menjaga kehamilan dengan baik, termasuk menjaga giziibu, dan tidak kecanduan obat-obatan dan alcohol, tidak merokok.
4. Proses kelahiran atau secara
alami atau adanya faktor-faktormemperlama proses persalinan, penggunaan alat
seperti vakum untukmembantu kelahiran atau ibu harus dilakukan SC.
5. Riwayat keturunan, dengan
rnemperhatikan adanya anggota keluargalain yang juga mengalami kelainan
jantung, untuk mengkaji adanyafactor genetik yang menunjang.
6. Riwayat tumbuh
6. Riwayat tumbuh
Biasanya anak cenderung mengalami
keterlambatan pertumbuhan karena fatiq selama makan dan peningkatan kebutuhan
kalori sebagai akibat dari kondisi penyakit.
7. Riwayat psikososial/
perkembangan :
§ Kemungkinan mengalami masalah
perkembangan
§Mekanisme koping anak/ keluarga
§ Pengalaman hospitalisasi sebelumnya.
B. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik yang dilakukan
sama dengan pengkajian fisik yangdilakukan terhadap pasien yang menderita
penyakit jantung padaumumnya. Secara spesifik data yang dapat ditemukan dari
hasil pengkajian fisikpada penyakit jantung congenital ini adalah:
§ Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas terbatas).
§ Observasi adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), cedera tungkai, hepatomegali
§ Riwayat keperawatan : respon fisiologis terhadap defek (sianosis, aktivitas terbatas).
§ Observasi adanya tanda-tanda gagal jantung, nafas cepat, sesak nafas, retraksi, bunyi jantung tambahan (machinery mur-mur), cedera tungkai, hepatomegali
§ Observasi adanya hipoksia kronis :
clubbing finger
§ Observasi adanya hiperemia pada ujung
jari
§ Observasi pola makan, pola pertambahan
berat badan
§ Bayi baru lahir berukuran kecil dan
berat badan kurang
§ Observasi apakah anak terlihat pucat,
banyak keringat bercucuran, ujung-ujung jari hiperemik.
§ Observasi diameter dada bertambah, sering terlihat benjolan dada kiri.
§ Observasi diameter dada bertambah, sering terlihat benjolan dada kiri.
§ Tanda yang menojol adalah nafas pendek
dan retraksi pada jugulum, sela intrakostal dan region epigastrium
§ Pada anak yang kurus terlihat impuls
jantung yang hiperdinarnik
§ Observasi anak mungkin sering mengalami
kelelahan dan infeksi saluran pernafasan, sedangkan neonatus menunjukan
tanda-tanda respiratory distress seperti mendengkur, tacipnea dan retraksi
§ Observasi apakah anak pusing,
tanda-tanda ini lebih nampak apabila pemenuhan kebutuhan terhadap O2 tidak
terpenuhi ditandai dengan adanya murmur sistolik yang terdengar pada batas kiri
sternum
§ Observasi apakah ada kenaikan tekanan
darah. Tekanan darah lebih tinggi pada lengan daripada kaki. Denyut nadi pada
lengan terasa kuat, tetapi lemah pada popliteal dan temporal.
§ Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress
§ Pengkajian psikososial meliputi : usia anak, tugas perkembangan anak, koping yang digunakan, kebiasaan anak, respon keluarga terhadap penyakit anak, koping keluarga dan penyesuaian keluarga terhadap stress
Diagnosa Keperawatan
1. Penurunan
cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan
tekanan jantung.
2. Tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru,
kongesti pulmonal
3. Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard
4. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat
makan dan meningkatnya kebutuhan kalori
5. Perubahan
pertumbuhan dan perkembangan berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen
dan nutrisi ke jaringan
6. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian
oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan
7. Peningkatan
volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal
Rencana Keperawatan
1. Penurunan
cardiac output berhubungan dengan penurunan kontraktilitas jantung, perubahan
tekanan jantung.
Tujuan : Pasien dapat
mentoleransi gejala-gejala yang ditimbulkan akibatpenurunan curah jantung, dan
setelah dilakukan tindakan keperawatan terjadipeningkatan curah jantung
sehingga keadaan normal
Intervensi:
a. Bina
hubungan saling percaya (BHSP) dengan pasien dan keluarga pasien.
Rasional
: Menciptakan suasana yang kondusif dan bersahabat.
b. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cardiac output.
Rasional
: lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien
serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
c. Observasi
tanda-tanda vital tiap 4 jam
Rasional:
permulaan terjadinya gangguan pada jantung akan ada perubahanpada tanda-tanda
vital seperti pernafasan menjadi cepat, peningkatan suhu, nadimeningkat,
peningkatan tekanan darah, semuanya dapat cepat dideteksi untukpenangan lebih
lanjut.
d. Informasikan
dan anjurkan tentang pentingnya istirahat yang adekuat.
Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung dandapat mempertahankan energi yang ada
Rasional: istirahat yang adekuat dapat meminimalkan kerja dari jantung dandapat mempertahankan energi yang ada
e. Berikan
oksigen tambahan dengan kanula nasal/masker sesuai indikasi.
Rasional:meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord dan untukmelawan efek hipoksia/iskemia
Rasional:meningkatkan sediaan oksigen untuk kebutuhan miokord dan untukmelawan efek hipoksia/iskemia
f. Observasi
keadaan kulit terhadap pucat dan sianosis
Rasional:
pucat menunjukan adanya penurunan perfusi sekunderterhadap ketidakadekuatan
curah jantung, vasokonstriksi dan anemi.
g. Monitor
tanda-tanda CHF seperti gelisah, takikardi, tachypnea, sesak, mudah lelah,
periorbital edema, oliguria, dan hepatomegali
Rasional
: untuk mengetahui sejauh mana tingkat kegawatan dari anak serta diperlukan
dalam mendeteksi untuk penanganan lebih lanjut.
h. Observasi
perubahan pada sensori, contoh letargi, bingung disorientasi cemas.
Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadappenurunan curah jantung
Rasional: dapat menunjukan tidak adekuatnya perfusi serebral sekunder terhadappenurunan curah jantung
i.
Kolaborasi dengan team
medis dalam pemberian tindakan farmakologis berupa digitalis dan digoxin
Rasional:
mempengaruhi reabsorbsi natrium dan air, dan digoksinmeningkatkan kekuatan
kontraksi miokard dan memperlambat frekuensi jantung dengan menurunkan konduksi
dan memperlambat periode refraktori padahubungan AV untuk meningkatkan efisiensi
curah jantung
2. Tidak
efektif pola nafas berhubungan dengan peningkatan resistensi vaskuler paru,
kongesti pulmonal.
Tujuan : Tidak terjadi
ketidakefektitan pola nafas.
Intervensi :
a. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cardiac output.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
b. Evaluasi
frekuensi pernafasan dan kedalaman serta catat upaya pernafasan.
Rasional : pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat mencegah komplikasi
Rasional : pengenalan dini dan pengobatan ventilasi abnormal dapat mencegah komplikasi
c. Observasi
penyimpangan dada, penurunan ekspansi paru atau ketidaksimetrisan gerakan dada
Rasional : udara atau
cairan pada area pleura mencegah ekspansi lengkap (biasanya satu sisi) dan
memerlukan pengkajian lanjut status ventilasi.
d. Observasi
ulang laporan foto thorax dan pemeriksaan laboratorium GDA, Hb sesuai indikasi.
Rasional: pantau keefektifan terapi pernafasan dan catat terjadinya komplikasi.
Rasional: pantau keefektifan terapi pernafasan dan catat terjadinya komplikasi.
e. Minimalkan
menangis atau aktifitas yang meningkat pada anak.
Rasional: menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkatkan.
Rasional: menangis akan menyebabkan pernafasan anak akan meningkatkan.
3. Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan iskemia miokard.
Tujuan : Menyatakan nyeri hilang dan anak keliatan nyaman.
Tujuan : Menyatakan nyeri hilang dan anak keliatan nyaman.
Intervensi:
a. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang nyeri dan
penanganannya.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat.
b. Observasi
adanya keluhan nyeri, pada anak bisa ditunjukan dengan rewel atau sering
menangis
Rasional:
Perbedaan gejala perlu untuk mengidentifikasi penyebab nyeri.
c.
Observasi perilaku dan
tanda-tanda vital anak tiap 4 jam.
Rasional
: Perilaku dan tanda vital membantu menentukan derajat atau adanya ketidaknyamanan
pasien
d.
Evaluasi respon
terhadap obat/terapi yang diberikan.
Rasional:
penggunaan terapi obat dan dosis, catat nyeri yang tidak hilang atau menurun
dengan penggunaan nitrat
e.
Berikan lingkungan
istirahat yang nyaman dan batasi aktivitas anak sesuai kebutuhan.
Rasional: aktivitas berlebih dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. (contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak, terpajan dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.
Rasional: aktivitas berlebih dapat meningkatkan kebutuhan oksigen miokard. (contoh kerja tiba-tiba, stress, makan banyak, terpajan dingin) dapat mencetuskan nyeri dada.
f.
Ajarkan teknik
distraksi relaksasi pada anak dan ibu.
Rasional
: dengan adanya distraksi nyeri anak dapat dialihkan/pengalihan dan dapat
menurunkan respon nyeri.
g.
Anjurkan ibu untuk
selalu memberikan ketenangan pada anak.
Rasional:
ketenangan anak akan mengurangi stress yang dapat memperberat nyeri yang
dirasakan.
h.
Kolaborasi dengan team
medis dalam pemberian analgesic.
Rasional : analgesik bekerja dengan menghambat nosiseptor nyeri menempati reseptornya, sehingga nyeri tidak dirasakan lagi.
Rasional : analgesik bekerja dengan menghambat nosiseptor nyeri menempati reseptornya, sehingga nyeri tidak dirasakan lagi.
4. Perubahan
nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kelelahan pada saat
makan dan meningkatnya kebutuhan kalori.
Tujuan:
Anak dapat makan dan menyusu dan tidak terjadi penurunan beratbadan selama
terjadi perubahan status nutrisi.
Intervensi:
a. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang manfaat dari nutrisi
sendiri.
Rasional: lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
Rasional: lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
b. Anjurkan
ibu untuk terus memberikan anak susu, walaupun sedikit tetapi sering.
Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak
Rasional: air susu akan mempertahankan kebutuhan nutrisi anak
c. Pada
anak yang sudah tidak menyusui lagi maka berikan makanan dengan porsi sedikit
tapi sering dengan diet sesuai instruksi (TKTP)
Rasional : meningkatan
intake atau masukan dan mencegah kelemahan
d. Jika
anak menunjukkan kelemahan akibat ketidak adekuatannya nutrisi yang masuk maka
pasang infuse.
Rasional:
infuse akan menambah kebutuhan nutrisi yang tidak dapat dipenuhimelalui oral.
e. Observasi
selama pemberian makan atau menyusui.
Rasional: selama makan
atau menyusui mungkin dapat terjadi anak sesak atau tersedak.
f. Timbang
berat badan setiap hari dengan timbangan yang sama dan waktu yang sama.
Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi
Rasional : mengawasi penurunan berat badan atau efektivitas intervensi nutrisi
g. Observasi
dan catat masukan makanan anak/ intake dan output secara benar.
Rasional : mengawasi masukkan kalori dan kualitas kekurangan konsumsi makanan
Rasional : mengawasi masukkan kalori dan kualitas kekurangan konsumsi makanan
h. Berikan
dan bantu hygiene mulut yang baik sebelum dan sesudah makan, gunakan sikat gigi
halus untuk penyikatan yang lembut, berikan pencuci mulut yang di encerkan bila
mukosa oral luka.
Rasional
: meningkatkan nafsu makan dan pemasukan oral, menurunkan pertumbuhan bakteri,
meminimalkan kemungkinan infeksi.
5. Peningkatan
volume cairan tubuh berhubungan dengan kongestif vena, penurunan fungsi ginjal
Tujuan
: Menunjukan keseimbangan masukan dan keluaran, berat badan stabil,tanda-tanda
vital dalam rentang normal, tidak terjadinya edema.
Intervensi:
a. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang cairan.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
b. Pantau
pemasukan dan pengeluaran/ intake dan output, catat keseimbangan cairan,
timbangberat badan anak setiap hari.
Rasional
: penting pada pengkajian jantung dan fungsi ginjal dankeefektifan terapi
diuretic, keseimbangan cairan berlanjut dan berat badanmeningkat menunjukkan
makin buruknya gagal jantung
c. Kaji
adanya edema periorbital, edema tangan dan kaki, hepatomegali, rales,ronchi, penambahan
berat badan.
Rasional: menunjukan kelebihan cairan
tubuh
d. Berikan
batasan diet natrium sesuai dengan indikasi.
Rasional : menurunkan retensi natrium.
e. Kolaborasi
dengan team medis dalam pemberian diuretic ( furosemid ) sesuai indikasi.
Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang meningkatkan eksresi cairan danmenurunkan kelebihan cairan total tubuh.
Rasional: menghambat reabsorsi natrium, yang meningkatkan eksresi cairan danmenurunkan kelebihan cairan total tubuh.
6. Intoleransi
aktivitas berhubungan dengan kelelahan, ketidakseimbangan antara pemakaian
oksigen oleh tubuh dan suplai oksigen ke jaringan.
Tujuan : Anak dapat
melakukan aktivitas yang sesuai tanpa adanyakelemahan.
Intervensi:
Intervensi:
a. Berikan
health education pada pasien dan keluarga pasien tentang aktifitas.
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
Rasional : lebih meningkatkan pengetahuan dan informasi bagi pasien dan keluarga pasien serta lebih kooperatif dalam tindakan pelaksanaan yang dilakukan perawat
b. Kaji
perkembangan tanda-tanda peningkatan tanda-tanda vital, seperti adanyasesak.
Rasional: menunjukan gangguan pada jantung yang kemudian akanmenggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya anak menjadikelelahan
Rasional: menunjukan gangguan pada jantung yang kemudian akanmenggunakan energi lebih sebagai kompensasi sehingga akhirnya anak menjadikelelahan
c. Bantu
pasien dalam aktivitas yang tidak dapat dilakukannya.
Rasional: teknik penghematan energi
d. Support
dalam pemberian nutrisianak.
Rasional
: nutrisi dapat membantu meningkatkan metabolisme juga akanmeningkatkan produksi
energi
e. Batasi
aktifitas anak yang berlebihan
Rasional : meminimalkan kerja dari
jantung dan dapat mempertahankan energi yang ada.
Evaluasi
2. Anak
akan menunjukkan tanda-tanda tidak adanya peningkatan resistensi pembuluh paru
dan efektif pola nafasnya.
3. Anak
akan merasa nyaman dan tidak mengalami/ merasa nyeri dada.
4. Anak
akan mempertahankan tingkat aktivitas yang adekuat.
5. Anak
akan tumbuh sesuai dengan kurva pertumbuhan berat dan tinggi badan
6. Anak
akan mempertahankan intake makanan dan minuman untuk mempertahankan berat badan
dalam menopang pertumbuhan
7. Orang
tua akan mengekspresikan perasaannya akibat memiliki anak dengan kelainan
jantung, mendiskusikan rencana pengobatan, dan memiliki keyakinan bahwa orang
tua memiliki peranan penting dalam keberhasilan pengobatan.
0 komentar:
Posting Komentar